Rabu, 14 November 2012

Makanan Organik VS Non Organik


Buah dan sayuran organik lebih cepat busuk dibanding makanan non-organik. Penyebabnya tidak lain karena makanan non-organik telah modifikasi sedemikian rupa sehingga mampu membunuh bakteri.
Namun ketika proses modifikasi dilakukan, struktur molekul makanan non-organik berubah
Sebuah studi yang didanai Uni Eropa (European Union) menemukan fakta bahwa buah dan sayuran organik mengandung antioksidan  hingga 50% lebih banyak dibanding makanan non-organik. Para ilmuwan yakin mengonsumsi makanan organik mampu mengurangi risiko penyakit jantung, kanker dan penyakit berat lain secara signifikan.
Manfaat lain, makanan organik lebih kaya akan zat besi dan zinc. Soal rasa juga tidak kalah. Makanan organik memiliki rasa yang lebih lezat dan aroma yang lebih kaya.
Namun untuk mengenali makanan organik tidak mudah. Saat ini banyak buah dan sayuran yang sudah dimanipulasi sedemikian rupa hingga memiliki rasa yang lebih enak dan tahan lama. Makanan non-organik biasanya juga lebih murah. Namun  kesehatan Anda jauh lebih penting dan tidak bisa dinilai dengan uang.
Keberadaan makanan non-organik diramalkan tak bertahan lama. Sebuah penelitian tentang makanan organik yang menghabiskan dana hingga US$ 25 juta menyimpulkan, makanan organik lebih kaya gizi dibanding makanan non-organik. Mengonsumsi makanan organik juga bisa memperpanjang umur dan mencegah berbagai macam penyakit.
Dalam bukunya yang berjudul Seeds of Deception, yang mengungkap “kolusi politik dan manipulasi industri di balik beredarnya makanan berbahaya akibat modifikasi genetik di masyarakat,” Jeffery Smith menulis banyak di antara kita yang kurang memahami efek dari ilmu pengetahuan terhadap pasokan makanan kita.
Saat ini banyak toko telah menolak menjual makanan yang telah dimodifikasi secara genetis dan mengeluarkannya dari daftar makanan organik karena mereka tahu efek negatif dari makanan tersebut terhadap kesehatan.
Pemerintah juga harus bertanggung jawab mencegah penyebaran makanan yang sudah dimodifikasi secara genetis ini.
Makanan berbahan pengawet mampu bertahan hingga 20-30 tahun seperti yang dikonsumsi oleh tentara di medan perang. Namun pernahkah Anda bertanya bagaimana hal itu bisa terjadi?
Berikut adalah tes mudah yang bisa Anda lakukan di rumah: Ambil satu buah organik dan satu buah non-organik. Letakkan di atas lemari dapur Anda selama lima hari.  Makanan organik akan membusuk lebih cepat dibanding makanan non-organik.
Hal lain yang juga wajib dipertimbangkan, jika Anda akan mengonsumsi ikan, daging ayam atau sapi, pastikan daging tersebut tidak terpapar bahan kimia.
Dalam bukunya yang berjudul The China Study, Dr. T. Colin Campbell mengungkap hubungan antara pola makan dan penyakit jantung, kanker dan diabetes. Menurutnya, protein hewani bisa memiliki efek yang lebih berbahaya bagi kesehatan.
Hal ini diperkuat oleh penelitian di Perancis yang menyimpulkan mengonsumsi buah dan sayur selayaknya menjadi pilihan utama ketimbang daging.
Semakin banyak makanan organik yang kita konsumsi, tubuh kita akan semakin sehat dan tahan dari bermacam penyakit. Jadi pastikan Anda memilih makanan yang memiliki efek positif bagi tubuh Anda.
Mengonsumsi buah-buahan dan sayuran serta minum banyak air akan membuat badan Anda sehat dan segar.
Catatan Redaksi:
Artikel ini disarikan dari tulisan karya Dr. Timothy Moore, ahli nutrisi dan diet berbasis tumbuhan, yang diterbitkan di Nature.com. Ia adalah pembicara profesional dan bisa dihubungi melalui email dicheftimothy@wnm.net.
Redaksi Hijauku.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Subscribe via email

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner